Ada Suka Ada Duka

20.52

- 5 Agustus 2013 -

Bulan Ramadhan tahun ini segera berakhir. Banyak pelajaran baru dan begitu juga pengalaman berbagi yang baru kali ini aku lakukan sebebas-bebasnya. Alhamdulillah. Dan oh iya Hai Agustus! Kamu menyapaku begitu renyah dan aku belum juga menyapamu sejak beberapa waktu lalu.
Well, aku akan memulai catatan kecil ini sebagaimana aku biasanya memperlakukan blog ini sebagai wahana titip memori kecil dari rangkaian kegiatanku. Well, satu minggu ini begitu wow bagiku. Wownya komplit sih (komplit banget malah -_-). Sebagaimana judul postingan berikut sih ada yang sifatnya membawa suka dan ada yang membawa duka juga. Tapi bagaimana itu juga ada yang namanya hikmah dan pelajaran yang begitu dapat aku rasakan begitu saja. Masya Allah.


Well, di hari senin lalu aku melewati satu hari yang begitu songong. Songong tapi istimewa. Kalau istilah jawanya hari itu sungguh 'ngojok-ngojoki' aku. Istilah agak umumnya sih bisa disebut bikin gregetan. Gregetan untuk apa? Gregetan untuk menulis lagi. Yah, aku belum lagi mengeluarkan bukuku untuk akhir tahun ini. Itu yang membuat aku gregetan. Ya, hari itu IYA tengah menyelenggarakan kelas menulis bertajuk #CreativeCharity. Pembicaranya adalah Bang Alitt si penulis dari skripshit dan shitlicious. Selain Bang Alitt, ada juga Bang Doy penulis dari Kafe Cinta dan juga Mbak Windy seorang editor dari Bukune dan juga Gagasmedia (well, next time I will publish my book through those publishers). Nah kurang bikin gregetan apa coba. Ilmunya keren punya dan beken abis. Ngelebihin kehisterisan anak-anak remaja saat neriakin Robert Pattinson yang lewat di depan mereka, kehisterisan dalam bentuk dalam hati itu begitu heboh dan menggemparkan saat dibagikannya tips and trick how to get published. Serius itu makna banget!

Di hari selasa, padat banget. Alhamdulillah dikasih sehat sama Allah. Hari itu aku berkunjung ke MAN Maguwoharjo. Masih dengan misi yang sama. Menjalankan salah satu kelas agenda dari kegiatan IYA. Siang itu aku bersiap mengisi kelas mimpi dengan tajuk Aku Melihat Dunia. Hari itu maklum tidak bertema Sang Pemimpi seperti biasa. Sebab kali ini rekan-rekan peserta kelasku adalah rekan-rekan yang spesial (tapi ga pake telur ya -_-). Nah, 15 orang peserta kelasku hari itu adalah teman-teman tuna netra. Serius banget. Kelas dengan peserta difable itu punya kekuatan yang berbeda dari kelas-kelas biasa. Mereka cenderung lebih aktif untuk ikut berinteraksi, mengajukan pertanyaan atau bahkan sharing dibanding dengan kelas yang pesertanya sama seperti aku ini. Tapi aku sungguh tak pernah bisa lupa apa yang mereka sampaikan misal tentang mimpi mereka, pertanyaan-pertanyaan dari mereka, dan sesi sharing dari mereka. Ngenes nggak sih pas kamu denger ada yang share, "Aku pernah ngajak bicara terlebih dahulu, Mbak. Sayangnya aku ditinggalin sendiri gitu. Sebab aku dikira gila atau mungkin dikiranya bicara sendiri." 

What? Dunia ini membentuk visualisasi yang mengerikan bagi mereka sebab perilaku-perilaku wahai yang menyebut diri kalian sekedar dengan kata 'normal' atau 'sempurna' itu yang luar biasa songong dan sok. Tapi beruntunglah aku tidak mudah terbakar emosi untuk manas-manasin mereka. Haha. Ya finally, teringat di otakku kemudian cara berdakwah dan sekaligus menanggapi tekanan tersebut sebagaimana cara yang dituturkan oleh salah satu rekan Mbak Hanum Rais melalui bukunya 99 Cahaya. Intinya be calm! Tunjukkan keramahtamahan untuk membuat mereka yang menjatuhkan kita menjadi segan. Kalau terbakar emosi, kita akan menjadi sama saja dengan mereka yang telah menjatuhkan kita. Kebanyakan, itu pula yang mereka inginkan dari kita. Menjadi bagian yang sama dan lebih menjatuhkan tempat kita. 

Hari itu luar biasa. Dan akhirnya ditutup dengan buka bersama anak yatim dan dhuafa di Yayasan Al Kahfi yang juga ditemani seorang kawan yakni Kiran, penyiar swaragama. :-D

Hari Rabu dan Kamis kebetulan tidak ada agenda. Cuma di Hari Rabu aku memang di-setting untuk tidak ada acara diluar atau sekedar berbuka bersama. Hari itu aku diutus untuk memasak buka puasa. Sebab hari itu ada Bou di rumah. Jadi tidak bisa aku meninggalkan rumah hari itu. -_-a Selain itu juga, aku malamnya ditemani oleh papa mengambil Whitey dan Brownie dari masa rawat inapnya. Mereka sudah sembuh dan sudah bisa dibawa pulang. Di hari Kamis, aku masih sibuk di dapur dan mendampingi Bou berbelanja sejenis pan di sebuah toko serbaguna di Jogja. Serius deh, bahagia itu sederhana banget dan bisa beraneka rupa wujudnya. Meski dibilang banyak orang bahagia sebab alasan keuangan, finansial, atau ekonomi lainnya, yang ini sedikit berbeda. Menemukan sebuah pan berjudul crepes pan di pojokan bagian alat-alat rumah tangga, Bou tiba-tiba setengah teriak kegirangan. Alhamdulillah teriaknya nggak keras-keras. Syukurlah, fiuh!

Di Hari Jumat, aku mengantarkan Bou ke agen efisiensi untuk pergi menuju Kebumen. Dan setelah mengantar bou, aku pulang sebentar dan bersiap mau mengambil tur kecil untuk membeli buku dan hunting alat perubah power rangers. Alhamdulillah berhasil dapat. Voila. Bahagianya. Tapi nahas, dalam perjalanan pulang, aku justru mengalami kecelakaan. Kepala dan separuh bagian badanku membetur aspal jalan dengan cukup keras. Bagian spion motorku pecah dan beberapa bagian tubuh lainnya luka, memar, bengkak, dan yah mungkin ada sakit di bagian dalam. 

Tapi Alhamdulillah, ada berkahnya. Aku belajar untuk menahan rasa sakit. Tapi yang lebih besar lagi, ada berkah lain yang aku dapat. Oh iya, aku banyak bersyukur pasca kejadian itu, aku masih bisa sehat dan bisa memulihkan diri sehingga bisa nulis posting ini. Alhamdulillah :-D

Okay, berikutlah yang aku sebut untuk minggu yang cukup komplit buat aku. PR buatku adalah menulis posting dengan tema bahagia itu sederhana. Well, terimakasih. :-D Selamat malam, selamat beristirahat please ;-)

- Anggi Siregar -

You Might Also Like

0 komentar

@anggsiregar

My Other Planet

www.delianisiregar.blogspot.com

Flickr Images