Nona Gelisah dan Tamu Baru

01.13

Fajar belum menyingsing pun mentari tampak belum tergesa untuk menyapa. Sayang, tampak Nona mulai terganggu dalam tidur lelapnya. Dia beberapa kali terlihat membalikkan badan seolah akan segera bangkit. Aku khawatir dia akan segera terbangun.

***

Biru dan Mimpi begitu luar biasa. Perjalanan hampir satu tahun ini berhasil dibuatnya menjadi aman terkendali. Mereka belakangan sanggup berjabat tangan bahkan saling menggenggam erat. Ketangguhan dan kesetiaan Biru tampaknya mulai berbuah. Arogansi Mimpi tampak tak begitu mendominasi belakangan dan bahkan sesekali mengalah pada keputusan yang diambil Biru. Sudah lebih dari dua kali tampak olehku Biru dan Mimpi duduk berdua di sudut rumah sambil berbincang dan saling berkompromi pada suatu keadaan yang dihadapi. Berkali-kali kalau bisa dibilang. Mimpi belum lagi menguji Biru namun kewaspadaan selalu lekat pada Biru. Ia paham bagaimana Mimpi bisa mudah berubah, terpengaruh, atau bahkan Biru berjaga-jaga takut-takut kalau Tuan Besar pulang ke rumah. 

***

Tuan Besar, Idealisme,  kabarnya akan segera tiba di rumah. Mimpi jangan sampai dengar. Baru saja kemarin kabar ini sampai ke telinga Biru. Aku mohon Biru tak sampaikan ini pada Mimpi. Takut ini akan sedikit menggemparkan penghuni rumah, lekas aku bangun sekat antara ruang tidur Nona dan Nyonya. 


***


Terlambat. Nona Gelisah sudah bangun. Meski sekat telah terpasang sempurna antara ia dan Nyonya, tapi aku gagal membuatnya tetap terlelap. Ia kini terjaga. Tidurnya yang sudah agak terusik kemarin akibat letup kecil khawatirku dan juga Biru menjadi benar-benar terganggu akibat terdengar ketukan pintu keras dari pintu utama rumah. Selagi Nona Gelisah terjaga dan terus mondar-mandir di kisaran ranjangnya, aku mengajak Biru ke pintu utama untuk mengetahui siapa tamu yang datang.

Begitu aku membuka pintu, alih-alih Tuan Besar yang aku lihat, aku malah melihat seseorang yang datang dengan wajah yang begitu bersinar dengan lembutnya. 

Namanya Cinta. Ia sepaket dengan tawa dan air mata. Ia tak menawarkan apapun, tapi terkadang ia disebut pemberi janji. Mungkin bukan karena tanpa alasan ia tersohor demikian. Ketika aku menjabat hangat tangannya, energinya luar biasa. Matanya coklat muda dan bukan coklat tua. Coklat muda yang tampak lembut itu dipenuhi pun dengan binar kepercayaan dan bahkan kaya akan harapan. Pada pandangan pertama, aku dan Biru menyepakati tamu kali ini begitu sempurna. 

***
 Aku dan Biru menata tempat singgah tamu kami ini. Ruang sekat antara Nona Gelisah dan Nyonya Ambisi kami tata untuk tempat singgah Cinta sementara. Selagi menata barang di ruangnya, Cinta mengajak kami bercerita dan mencoba mengenal rumah yang kami tinggali. 

Nona gelisah yang sudah tau tentang kabar pulangnya Tuan Idealisme, berpindah tempat dan mendekat untuk bergabung dalam obrolan ini. Syukurlah Nyonya Ambisi mendengkur. Suara dengkurannya pun aku rasa cukup untuk menutupi suara kami masuk sampai telinganya. 

Cinta kini duduk di samping Nona Gelisah dan mereka saling bertukar cerita. Mimpi belum bergabung. Tampaknya ia tengah mengambil semangkuk sereal dari dapur. Sekembalinya dari dapur, Mimpi yang melihat Cinta tengah berdiskusi hangat dengan Nona, segera bergabung. Aku perhatikan, ia mulai larut dalam kumpulan cerita ini dan secara perlahan menunjukkan gelagat untuk melepas tangannya dari Biru untuk kemudian memberinya ujian baru. 

Bagaimana ini, Nona sudah terlanjur bangun dan Cinta masih sibuk menyesuaikan diri. Belum lagi Mimpi yang sudah mulai menunjukkan gelagat aneh. Ia bahkan sudah lebih dari dua kali mengernyitkan dahi, membuat senyum licik, dan lain sebagainya. 

Aku berharap Biru akan masih mampu memegang erat tangan Mimpi. Meskipun aku masih membiarkan Nona berkeliaran bebas dan mondar-mandir sesukanya, aku akan tetap memberikan usaha terbaik untuk membuatnya lebih tenang. Ketenangan yang akan menjaga lelap Nyonya untuk beberapa waktu ke depan

Satu harapan besarku adalah agar Tuan Besar tak kembali segera. 

- Anggi Siregar -

You Might Also Like

0 komentar

@anggsiregar

My Other Planet

www.delianisiregar.blogspot.com

Flickr Images