Mencari Nafkah?

21.57

- 9 Juni 2013 -


Aku cukup tergelitik untuk kemudian menulis di blog sebagai media cuap-cuapku malam ini. Sebenarnya, aku tengah menyelesaikan tugas ekonomi kotaku, meringkas jurnal. Tapi, aku sudah cukup penat mengerjakan banyak hal hari ini. Hem, hari ini sampai dua minggu ke depan, aku akan tinggal sendiri dan cari makan malam sendiri. Yah, papa sedang tugas ke Ciloto dua minggu lamanya. Tapi aku sebenarnya tidak akan membahas hal tersebut.



Bahas jurnal? Ah, apalagi itu. Haha. Aku sedang tidak sangat berminat dengan menuliskannya sebagai pokok bahas blog ku kali ini. Aku akan membahas tema perbincangan makan siang bersama keluargaku kemarin sabtu.

Hari sabtu lalu, aku sempat menghabiskan waktu makan siang di luar bersama papa, mama dan hasian. Lengkap. Yang aku pikirkan betul adalah pernyataan mama yang mendorong aku lekas-lekas mendapat pekerjaan setelah gelar ST sudah menyangkut di belakang namaku. Sayang, aku sepertinya tidak berencana demikian itu. Mama kemudian sampaikan kemungkinan aku sebagai penyandang dana untuk kuliah adikku. Goyah. Apalagi alasannya harus mengingat papa dan mama sudah cukup berusia dan terancam pensiun beberapa tahun lagi. Belum lagi, aku harus menyisihkan uang juga untuk menghidupi kebutuhanku sebagai wanita dewasa nantinya. Kata mama, apalagi kalau S2 kan bisa dijalani selagi setelah kerja atau bisa juga setelah aku menikah. Hem. Aku sungguh tidak punya cerita seperti itu. Nah lo, bingung ini. Haha.

Tiba-tiba ya, saat itu juga muncul potongan scene 'Perempuan Berkalung Sorban' saat Lek Khudori meyakinkan Anissa untuk menikah dengannya. Saat Lek Khudori menyanggupi menghidupi Anissa dari penghasilannya. Hem. Entah kalian menangkap atau tidak sambungan percakapan itu dengan potongan scene itu. Ditambah dalam film tersebut juga kita ketahui bersama bahwa Anissa sangat 'getol' sekali meneruskan pendidikan kuliahnya. Tapi aku juga entah sebenarnya di mana poin terberatku. Poin pertimbangan percakapanku dan juga kaitannya dengan scene film ini.

Haha. Seolah aku tengah berjalan kaki menyusuri jalan kaliurang ini deh. Aku baru berjalan sekitar 2 km. Di kanan kiri jalan sudah ada kedai-kedai yang mana pramusajinya berteriak-teriak memanggilku untuk singgah sebentar sekedar untuk mengusir dahaga, lelah, atau jua rasa kantuk. Usai aku coba-coba, aku lanjutkan berjalan. Kejadian yang sama berulang lagi. Kali ini aku memilih menolak. Eh baru tambah 1 km, aku sudah sampai di pertigaan. Aku harusnya lurus saja (begitu sih gambar di petaku). Eh, aku lihat banyak yang belok. Yang lurus? satu orang doang kalik. Haha. Di realitanya, aku tuh belum sampai pertigaan itu, tapi setidaknya udah bisa lihat orang pada belok. Haha.

Mungkin yang terbaik saat ini adalah berikhtiar sebaik mungkin dan minta yang paling baik pada Allah SWT. Sama halnya dengan urusan otak dan hati. Haha.

Tapi bagaimana pun simpang yang aku ambil, setidaknya aku sudah punya goal yang harus aku capai mau itu jalan lurus atau lewat belokan, sekalipun tikungan curam yang mungkin akan kulalui nanti. Haha.

Mau salam-salam ah, buat mas ku yang katanya sibuk luar biasa, jaga ucapan, perbuatan, dan semoga ikhtiarnya dalam mencapai ilmu bisa bermanfaat bagi orang-orang di sekitarnya. Buat adikku, jangan lihat bola mulu! Belajar! Haha. Buat abangku yang baik hatinya, semoga diberikan kemudahan dalam upaya mu menjadi pribadi yang lebih baik. Haha.

Salam-salam seperti yang diatas ini seperti waktu ikut Little Miss Indonesia yah. Haha. Eh hari ini yang keluar Chelsea loh. *abaikan. Haha.

- Anggi Siregar -

You Might Also Like

0 komentar

@anggsiregar

My Other Planet

www.delianisiregar.blogspot.com

Flickr Images