Anggi, Pulang dan Menetaplah!

00.48

- 12 Juni 2014 -

Hai, lama sudah bulan berganti bulan dilewati tanpa satu pun posting di laman blog pribadiku. Sebenarnya, telah lama aku meniatkan diri untuk menulis cantik barang sepragraf dua paragraf di laman blog ini. Sayang, semua itu hanya tinggal wacana belaka. Sama halnya dengan tidur malam dengan mimpi indah yang akan menyertaiku. Perihal itu kini sudah menjadi mitos belaka. Mungkin sekarang ini aku akan tergeletak di kasur bilamana darah sudah bercucuran kemana-mana, atau migrain benar kepala sampai teraduh-aduh aku dibuatnya, atau sampai aku tidak sadar aku ada dimana dan tetiba terbangun sudah ku terbujur di kamarku.


Perihal waktu waktu yang telah aku lalui dengan penuh perjuangan dan kepenatan sendiri, aku adalah aku yang berubah. Entah. Aku tak ingin begini. Bahkan takut ku bercermin kalau meulihat hal seperti ini. Mungkin dulu aku selalu hidup amat sangat jauh lebih rapi dari ini. Hidup untuk menjalankan sebuah possible mission yakni menjadi bermanfaat bagi banyak orang. Sekarang, boro-boro mendatangkan manfaat bagi orang lain, bahkan aku sering berlaku yang pada akhirnya menyeret aku dan membenamkan ku dalam-dalam dalam lubang penyesalan.

Dulu, pagi-pagi benar aku bangun tepat waktu aku menjalankan wajibku dengan semangat memulai hari lebih baik. Karena waktu itu aku percaya "kala surya menyapa dan aku sibakkan tirai penutup jendela, maka segera ku dapat merengkuh segala kemegahan alam semesta disertai hati nan riang gembira". Sekarang? Hem. Boro-boro. Bangun kesiangan, sering. Bangun kecapekan, sering. Enggak tidur seharian full, sering banget. Mungkin kalau dianalogikan dalam kisah Sleeping Beauty, ini putri belum nyampe seratus tahun udah kebangun duluan. Setianya habis dimakan rasa bosan dan kesendirian. Belum lagi dalam tidurnya, ketidakpastianlah yang menjadi selimutnya. 

Bohong andai semua orang tidak tahu apa-apa tentangku. Mulutku ke sana kemari, nari hula-hula sendiri. Gampang banget kepancing untuk cerita apa-apa. Jadi mana mungkin orang nggak tau apa-apa tentang aku, keluargaku, atau apa yang menimpa adikku. Aku sudah berusaha seberusaha-berusahanya banget untuk men-setting diriku untuk menjadi lebih calm. Dan usaha ini berbuah kegagalan yang konsisten dan berulang. Hingga lagi-lagi keberhasilan menata diri itu menjadi mitos belaka. Sebagian berkata, "Ya itulah kamu" dan sebagian berkata, "ayo coba terus". Ini itu bagaikan kamu beli permen karet Yosan terus kamu makan untuk menemukan hadiah gosok di bungkusnya dan berabad-abad sampai mulut kamu giginya habis berganti dengan warna pink kenyal lentur-lentur gimana dan berbau wangi kebusuk-busukan kertas gosokmu bertuliskan "maaf anda belum beruntung". Dan ketika nafas anda tinggal sepenggal-sepenggal, anda masih sudi sempatkan waktu guna menuliskan surat pengaduan konsumen pada pabrik dengan topik aduan "PENIPUAN". Hingga beberapa waktu kemudian saat anda menyadari bahwa semua orang yang anda cintai telah berada di sekitar anda dan anda tidak lagi mampu berbuat apa-apa, sepucuk surat balasan tiba dan berisikan satu buah kalimat yang membawa anda pada pintu akhir perjalanan dan keabadian bagi penyesalan, yakni: "MAAF ANDA BELUM BERUNTUNG"

Lalu apa artinya? artinya memang tidak akan pernah berjodoh. Anda tidaklah digariskan berjodoh untuk menjadi pemenang dari lotere itu. Sama halnya dengan saya, belakangan saya mengalami masa depresi berat. Jatuh dalam keadaan fisik yang tidak berdaya malah cenderung sakit-sakitan. Ada beberapa penyakit yang diderita begitu saja dan terjadi begitu sangat konsisten dan berulang. Sampai akhirnya membentuk pribadi saya pada simpang U Turn. Saya tidak beruntung jika saya terus mencoba menunggu peruntungan yang membawa saya pada perubahan itu. Singkatnya, itu bukan saya dan saat ini, saya ingin ANGGI yang DULU. Ingin saya menyelam jauh lebih dalam ke alam bawah sadar saya untuk mengetuk jeruji besi yang mengekang jiwa anggi. Dari depan jejeran besi-besi itu, saya tengah melihat ANGGI tengah tidur tak terlalu cantik, tangannya terikat dan mulutnya tersumpal sejenis kain saputangan serta telinganya yang ditutupi headphones besar yang suaranya cukup terdengan sampai di sekelilingnya. Ia tak akan mudah terbangun. Belum jua aku mencoba untuk membangunkannya, menggugahnya dari bunga tidur di siang bolong, aku telah ditarik. Tarikan yang kuat dan menyentak, tiba-tiba dan tidak ada permisi sebelumnya. Saat aku sadar, di tengah jebakan ini, di tengah kebodohan dan segala kebobrokan diri ku ini, aku ingin kembali pada aku yang dulu.

Aku yang mau berusaha untuk menyelesaikan apa yang sudah aku mulai dan menyelesaikannya dengan hasil sesempurna yang bisa aku berikan. Bukan sekedar hasil atau sekedar menghasilkan biasa. Aku ingin berhasil seperti dulu-dulu. Sering aku menyalahkan orang-orang yang membebaniku begini. Tapi aku juga kali ini sadar, sedikit banyak ini juga dari aku. Aku yang masih stick dengan perasaan sungkan, tidak enak, takut merepotkan, dan lebih senang menyiksa diri sendiri. Waktu pun kini aku tidak punya. Andai ada kredit pinjaman waktu, boleh mungkin aku mengajukan pinjaman. Celaka! Aku sudah sampai pada pemikiran bahwa aku tidak memiliki waktu. Aku adalah orang-orang yang merugi. Belum lagi penatku pada ribuan ocehan, perintah-perintah, miliaran kata-kata yang menjejali penuh otakku. 

Tapi yasudahlah, aku setidaknya sedikit menyadari aku butuh berubah. Kembali pada sesuatu yang mereka panggil Anggi. Atau yang sesuatu yang mereka elu kan "anggi yang biasa". 

Aku meyakini, kini anggi yang tertidur tengah gelisah. Aku paham setelah ia menyadari untuk bangun, ia akan segera menapaki jalan teduh itu kembali pulang dan mengambil kembali kontrol tubuh ini dari ku. Aku pernah melakukan kudeta sekali pada tubuh ini. Sekarang aku ingin mengembalikannya dan kini adalah masa ku menunggu kau kembali. Aku yakin ada satu aktor lagi yang berperan dalam tubuh ini yang belum aku kenali siapa. Tapi, saat kau baca tulisan ini, tolong menetaplah! Aku tidak ingin bersama-sama dengan mu melekat abadi pada suatu penyesalan. 

- part of Anggi Siregar -

You Might Also Like

0 komentar

@anggsiregar

My Other Planet

www.delianisiregar.blogspot.com

Flickr Images