- 7 Juli 2014 -

Rinai hujan pertama yang jatuh di Bulan Juli mengantarkan ruh ku kembali dalam raga yang tepat

Rinai hujan pertama yang jatuh di Bulan Juli menyibakkan aroma kerinduan pada kehangatan

Rinai hujan pertama yang jatuh di Bulan Juli menerangkan kelabunya ego atas sejuta kasih

Rinai hujan pertama yang jatuh di Bulan Juli mendekap ragaku dalam puluhan rasa yang tak terucapkan

Mana ada rasa syukur yang dapat aku dustakan selepas ruh ku kembali menempati raga yang tepat

Sebuah raga yang begitu pas untuk ditinggali selepas ratusan kisah nahas menderanya bertubi-tubi

Raga yang begitu haus akan ruh yang tepat untuk mendiaminya kembali seusai ribuan bulir tetes air mata terbuang cukup percuma,

Dan rinai hujan pertama Bulan Juli mengantarkannya kembali

Terpaan angin menyelimuti raga dalam akrabnya rasa dingin,

Dingin yang begitu aku kenali dan aku gemari di puluhan hari bulan kemarau,

Dingin yang sangat lekat yang kini menjerumuskan sejuta rasa sesak dan sakit di tiap sendi yang mengingatkan aku akan rasa hangat,

Dan rinai hujan pertama Bulan Juli membungkus rinduku pada sang hangat

Dalam setiap langkah, ego ini berdiri tanpa pernah merasa sendiri

Ada puluhan hari dilewatinya dengan begitu angkuh dan teguh

Hingga tanpa disadari kehampaan merengkuhnya dalam kelabunya kehidupan

Dan rinai hujan pertama Bulan Juli menggugurkan gelapnya ego dengan rasa penuh kasih

Mana dapat kuingkari rasa yang menjejali segenap sudut hatiku

Menjebloskanku dalam aksi diam seribu bahasa 

Menjeratku dengan rasa iri pada rinai hujan di Bulan Juni

Dan rinai hujan pertama di Bulan Juli mendekapku erat dalam diam memberiku ketabahan dalam sebuah penantian usai hujan di Bulan Juni

- Anggi Siregar -