Pertanyaan Hari Lebaran

22.03

Happy Ied Mubarok....

Selamat Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1435 H. Segenap anggota keluarga Syamsul Bachri Siregar mengucapkan Taqaballahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. Kullu 'aam antum bi khair. 


Mohon segala kesalahan dalam posting-posting an saya di beberapa lembar ke belakang ada yang membuat kalian tersinggung, tersindir, atau merasa apa, bilamana sekiranya itu menyakiti perasaan, saya mohon maaf. Semoga ke depan apa sudah kita lewati selama satu tahun ini bisa diambil manfaatnya untuk menuntun kita dalam ke dewasaan. Akan rindu rasanya bilamana teringat kita telah sedikit banyak beranjak dari Bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, bulan yang tahun ini begitu banyak memberiku kenangan serta coretan warna pembelajaran kehidupan mungkin juga menambah rasa gurih dari tiap perjumpaan, perkenalan baru yang tak terduga. Semoga tahun depan, masih dilimpahkan rahmat sehat untuk bersua dengan kenikmatan dan keberkahan ramadhan tahun depan. Aamiin.

Buat sebagian orang, moment lebaran ini dijadikanlah waktu untuk menyendiri atau paling tidak berkumpul dengan keluarga inti untuk sekedar bermuhasabah. Menilai atau mengoreksi diri sendiri atas apa yang telah dilalui selama 1 tahun ini. Buat sebagian orang, moment lebaran ini dijadikan ajang temu kangen atau mungkin silaturahmi dengan sanak famili yang jauh jauh atau jarang dijumpai di waktu-waktu lain. Buat sebagian orang yang lain, moment lebaran ini dijadikan ajang 'kepo' atau sekedar usut tuntas perihal pribadi keponakan, cucu, cicit, atau anak tetangga #eh sekalian promosiin anak-anaknya.

Sama saja halnya denganku. Siapa sih yang merasa tak senang menyambut datangnya hari raya idul fitri? Moment untuk bermuhasabah sekaligus bertemu dengan keluarga jauh baik dari ayah dan ibu. Moment moment pertemuan yang penuh haru sekaligus mengejutkan yang mempertemukan aku pada fakta-fakta baru serupa aku sudah punya keponakan #haduhmas. Dan fakta-fakta pengharapan dari saudara-saudara akan hidupku. Tapi dibalik riuh rendah keceriaan ramadhan, terselip satu moment yang membuatku seolah duduk di kursi panas di sidang puluhan pasang mata mencoba mencari tahu fakta atau paling tidak sekedar gosip saja yang beredar di luaran tentang aku dan lambat laun tatapan-tatapan itu menajam berubah menjadi hakim yang mencoba meringkukku, menyudutkanku dan mencari fakta di dalam lingkar kecil mataku. Moment itu aku beri nama 'Ulik Usik Asik'. 

Kebiasaan ini biasanya dilakukan oleh tante-tante dan budeku. Kata kunci atau mungkin password atau juga prolog masuk ke sesi ini adalah, "Wah, anggi sekarang udah besar ya." Kalimat ini bisa disampaikan dalam ragam bahasa, bisa jadi Indonesia, bisa jadi bahasa Jawa. Tergantung. Suka-suka. Nah, lanjutannya beragam. Ada yang langsung to the point ke pertanyaan yang jleb-jleb, ada yang pakai mlipir pertanyaan ke mama dulu, dan ada juga yang konstan bertahap gitu ke aku. Model analogi masih sering dipakai, misal "Anggi pacarnya namanya siapa? Itu lo kalau Mbak Rani itu pacarnya ini anak itu... Bla bla bla." Hadeh. Perbandingannya adalah saudara sepupu yang masih kehitung satu angkatan. Bersyukurlah masih ada mbak ayu cs-an sejatiku yang sama-sama jombs. Jadi kalau kesindir, ya bareng-bareng. Kalau ngenes, ya bareng-bareng. 

Meskipun sama halnya dengan apa yang pernah aku posting sebelumnya di tulisan "Common Questions" menarik untuk aku share pertanyaan yang aku dapati seharian ini tadi. #masihHariPertama #AkuBertahan 

1. Tipikal pertanyaan yang mlipir ke mama

"Mbak, kapan ini mantunya?"
"Loh mana ini undangannya? Aku kok belum dibagiin?" 
"Gedungnya di Jogja apa di Klaten?" 

2. Tipikal pertanyaan yang langsung to the heart 

"Anggi, udah gede ya. Gandengannya anak mana?" - ini tipe hardcore.
"Anggi, pacarnya anak mana?" - ini tipe garis keras.
"Jodohnya dikenalin dong, Nak. Kapan menikah?" - ini tipe paranormal.
"Kapan nyusul Mbak x?"

3. Tipikal pertanyaan bertahap

"Anggi semester berapa? Udah mau selesai ya? Sehabis kuliah mau ngapain? Udah ada kawan dekat? Kapan menikah?" - tipe pertanyaan intel.
"Anggi kan sudah besar, bisa menilai temen-temennya dong ya? Gimana, ada yang keren nggak? Ada yang disuka nggak? Atau jangan-jangan sudah ada pacar? Kalau sudah, pacarnya anak mana?"

Nah untuk kategori 3 ini, biasanya pertanyaan akan diikuti dengan petuah dan ditutup dengan doa. Bujukan atau arahan akan tipikal ideal versi sang penanya pun dilontarkan. Walhasil mulut ini terkunci usai mengucap Aamiin keras-keras dalam hati. #ngenes

Ya, begitulah sekiranya kisah menyayat hati versi satu untuk tahun ini. Ingat, hari ini masih hari pertama gaes. Masih banyak saudara atau juga rekanan mama papa yang belum dijumpai di hari ini. Episode-episode pertanyaan tak terkawab pun akan masih berlanjut. Untuk saudara-saudaraku, mohon doakan saja. Janganlah diinterogasi tanpa mendoakan 'si tertuduh' #duhMas. Dan kalau boleh share, setiap aku sholat, doa terakhirnya selalu sama kok, "Ya Allah, jauhkanlah yang semestinya jauh. Dekatkanlah yang semestinya dekat. Aamiin." 

Semoga yang punya nasib sama kayak gini, dibukakan pintu rezeki yang selebar-lebarnya dan juga semoga semakin didekatkan dengan jodohnya. Itulah mengapa wanita diciptakan dari tulang rusuk laki-laki, bukan dari ubun-ubun atau tulang kaki. Karena tulang rusuk letaknya dekat di hati.

Hem...

Selamat malam, selamat menikmati quality time dengan keluarga masing-masing.

-Anggi Siregar-

You Might Also Like

0 komentar

@anggsiregar

My Other Planet

www.delianisiregar.blogspot.com

Flickr Images