Sang Nahkoda dan Kapten Hook: Aura Hook

06.50

- Untuk sebagian orang, waktu-waktu ini mereka sebut pengasingan. Buat sebagian orang, waktu-waktu ini mereka sebut pembelajaran. Buat sebagian orang, waktu-waktu ini mereka sebut pendewasaan. Buat sebagian orang, waktu-waktu ini mereka sebut selisih paham. Buat sebagian orang, waktu-waktu ini disebut tabuhan genderang perang pertama. Buat aku, waktu-waktu ini aku sebut siksaan batin. -


Ketika sebuah kapal berlayar bersama dengan satu nahkoda handal luar biasa yang tiada gentar menantang ombak pertama bulan purnama, semua awaknya diyakinkan bahwa tiada mungkin ada aral datang melintang yang bakal bisa menghempaskan kapal kami hingga karam di lautan lepas. Mulanya, seluruh awak kapal meyakini itu. Mana mungkin riak ombak lautan itu mampu menyeokan gagahnya kapal ini. Mana mungkin hujan badai mampu memporak porandakan badan kapal nan tersohor ini beserta segenap mimpi dan misi yang telah dibangun susah payah di atas pondasi kata kesepakatan bersama dan asas kepercayaan. 

Siapa menyangka bahwa Sang nahkoda beserta awak kapal tak setangguh biasanya. Ketangguhan itu diuji bertubi-tubi saat datangnya ancaman Sang Kapten Hook, Kapten Bajak Laut yang namanya membuat gentar ribuan bajak laut di segala penjuru samudera mana pun di dunia ini. Kapten Hook memang terkenal begitu licik dan keji. Ada saja caranya untuk membuat kapal ini karam di luasnya hamparan Si Ganas Samudera. Hasutan pertama mampu tersibak di antara awak kapal yang mulanya tangguh ini. Belum saja wujud Si Kapten nampak menduduki kapal, kesangsian sudah mampu merenggut ruang hati nahkoda beserta awak kapalnya. Semakin dekat posisi Si Kapten dengan kapal, aura dingin semakin menguasai dan mendekap erat nahkoda dan awaknya. Rasa sangsi tadi memudar berubah menjadi rasa takut yang begitu mencekam. Ragam kekacauan mulai akrab dengan nahkoda dan para awak. Kekacauan yang bukan bersumber dari Sang Kapten. Kekacauan ini muncul akibat lekatnya rasa panik dan takut mencekam atas kemungkinan segera hadirnya Sang Kapten Hook. Tapi bisa jadi juga kekacauan ini berasal dari keping-keping perasaan yang sebelumnya dibangun sebelum kapal ini berlayar. 

Rupa-rupanya ada jutaan rasa sangsi yang ada di pondasinya. Ada ratusan tanya yang menjadi landasannya. Beserta puluhan ego yang masih jadi tiang-tiang bangunan rumah yang menaungi asas percaya yang disepakati bersama itu. Benar saja rumah itu goyah ketika hasutan dan kepanikan itu membenturkan sang nahkoda dan awaknya kembali ke pertentangan batin pertama. Keraguan, tanya, dan ego yang kembali memeluk nahkoda dan awaknya dalam dekapan yang akrab dan hangat. Ada sesuatu yang menguliknya dan mencoba mempertentangkannya (kembali).

Entah bagaimana nasib sang nahkoda dan para awaknya. Belum pula Sang Kapten Hook menembak peluru meriam yang bakal memporak porandakan kapal, sang nahkoda, para awak, dan puluhan mimpi yang telah susah payah dibangun bersama. Ditanam dan dilekatkan dengan perekat ampuh bermerk persahabatan. Diyakini dan disebarkan dalam tiap indahnya gelak tawa yang digelar. Mimpi yang disadari bersama tiada mungkin kita hancurkan dalam bara api sangsi, ketakutan, dan juga ego emosi yang begitu panas dan jahat yang bisa saja ditembakkan Sang Kapten Hook kapan saja ia mau dari meriam meriam yang begitu tersohor bisa membenamkan jutaan kapal gagah di dasar lautan lepas yang tiada orang pun tau mana itu dasarnya.

Entah bagaimana yang akan terjadi. Apakah Kapten Hook bakal segera memantik peluru meriamnya. Menembakkannya langsung ke badan kapal atau malah pilih tembak ke langit hanya sebagai gertak sambal saja. Atau saja sebenarnya Sang Kapten Hook tiada pernah ada? Sehingga ini hanya kekacauan akibat ragam kesangsian saja? Entahlah. Samudera masih begitu luas untuk dijelajahi. Riak ombaknya pun masih perlu dihadapi. Puluhan hari masih harus dihadapi dengan bergelut dalam kuatnya ombak entah dalam tawa, tangis, atau diam. Sang nahkoda dan para awak memiliki hak untuk memilih bakal melaluinya dengan cara apa. Semenanjung Kemenangan di Pulau Siberian of Dream yang menjadi tujuan akhir pun belum nampak jua. Kisah ini masih berlanjut. Menunggu akhir dalam pergulatan tak terdefinisikan ini. 

You Might Also Like

0 komentar

@anggsiregar

My Other Planet

www.delianisiregar.blogspot.com

Flickr Images