Jatuh Cinta Kesekian Kali

18.46

- 2 Juni 2015 -

Hai blogger, bagaimana kabar? Setelah sekian lama blog ini usang dipenuhi jaring laba-laba di tiap sudutnya dan beberapa lainnya justru mulai tumbuh lumut karena jarang dibuka, aku akhirnya diberikan nikmat sehat dan sempat untuk menyapa kalian (ya meskipun kalian nggak mengharapkan juga sih). 


Masih di awal bulan, tapi Allah sayang banget sama Anggi sampai akhirnya diberikan cerita cinta awal bulan. Aku memang masih dalam tahap menyesuaikan diri dengan hingar bingar ibu kota dan segala rupa kecuekan orang-orang di sekitarku, tapi akhirnya hari ini aku dipertemukan dengan cinta. Tidak hanya satu buah cinta, lebih dari lima, mungkin belasan. Yah, aku tak menghitung pasti berapa banyak cinta yang aku terima hari ini. Aku sudah lupa menghitung sebab terbuai sudah dalam kungkungan atmosfer cinta penuh optimisme ini. Asa, harapan, cinta berbaur menjadi satu, membuncah dan melingkupi aku dalam rasa bercampur aduk. 

Alhamdulillah hari ini dikasih sehat untuk bisa ikut bangsal visit ke RSCM untuk menjumpai anak pasien kanker bersama dengan Ibu Yani dari Komunitas Taufan. Sama seperti halnya saat aku mengunjungi adik-adik aku di bangsal stela RS Sardjito Jogja beberapa waktu lalu, niat awalnya adalah berbagi kasih, dropping donasi. Tapi sungguh Allah sayang banget sama Anggi. Kesempatan kunjungan kali ini benar-benar intens dan lama. Kondisi ini lah yang kemudian menjebakku jatuh cinta untuk kesekian kali pada adik-adik yang senyumnya adalah berkah. 

Bukan perkara bantuan yang diberikan, para ibu justru semangat untuk menjebakku pada tiap-tiap kisah yang haru tapi penuh dengan cinta. Beberapa pasien memang masih ada yang berusia 3 tahun atau kurang, dan beberapa lagi sudah masuk usia puber. Adik-adikku ini begitu mudah mencintai aku. Ada yang sudah mau dipangku ada yang tidak bisa ditinggal pergi. Sebagaimana yang sudah dipesankan tatkala aku di Jogja seperti pesan untuk tidak menangis di depan pasien, aku terus menebar senyuman, candaan, bahkan juga melakukan hal-hal konyol supaya mampu mengubah atmosfer menjadi ceria (tetapi tetap saja sambil menahan tangis - maaf anak cengeng). 

Satu tantangan paling besar adalah ketika tetiba ada salah seorang adik cantikku bertanya,"Kakak, kenapa ya dari ribuan anak-anak lainnya, Allah harus memilih aku?" Seketika, kaku, bisu, dingin, menahan tangis juga jadi lebih sulit. 

Sambil tersenyum semaksimal mungkin yang bisa dimunculkan,"Itulah cara lain Allah mencintai kita saat diberi sakit kita justru diberi banyak cinta. Kalau diberi nikmat, justru lebih banyak cobaannya. Sekarang kalau adik nggak di sini, gimana bisa ya kita ketemu, mamak bisa cerita ketawa sama kakak, kamu bisa ke jakarta naik pesawat. Siapa tahu setelah diberi sehat, nanti dikasih rezeki main di Jakarta ke dufan sama kakak." 

Adik cantik tersenyum,"kalau begitu aku harus semangat sembuh."

Jedarrrrrr.... Aku sekali lagi jatuh cinta. Jatuh cinta pada ibu-ibu tangguh ini, jatuh cinta pada adik-adikku ini, jatuh cinta pada semangat-semangat ini, dan bahkan sekali lagi aku belajar mencintai ketulusan sesiapapun dengan berbagi kasih. 

Once you open your heart and try to give your love to them sincerely, you'll never know how much love that you'll get and how many lessons that will help you survive. 

Karena hidup adalah cara kita memuaskan diri dengan memberi sebanyak-banyaknya dan berguna sebaik-baiknya.

- Anggi Siregar-

You Might Also Like

0 komentar

@anggsiregar

My Other Planet

www.delianisiregar.blogspot.com

Flickr Images