Mei dan Pertautan Hati

23.51

"Kalau pertanyaannya kenapa menikah, jangan sampai hanya karena latah, Nggi."

Akhirnya Mei berakhir juga. Seperti biasa, aku menyusun kalender dan janji-janji atau jadwal acara kegiatan. Selain itu aku juga kembali hitung menghitung bakal pengeluaran bulan Juni serta alokasi untuk jajan, belanja, dan kawan-kawan. 

Bergelut dengan rencana Bulan Juni, tak jua menekan otakku yang memutar kembali peristiwa di Bulan Mei. Dan tanpa aku sadari, Bulan Mei ini penuh dengan hari 'pertautan hati' teman-teman dekatku. 

Mega yang akhirnya menikah dengan Mas Zeindha, Zamia yang dilamar oleh Mas Panolo, Happy yang (fiuh) akhirnya menjalankan akad nikah dengan Mas Wakpe, dan lamaran seru Kak Bella dan Kak Adam. Yak, ada pernikahan dan ada lamaran. 

Sebenarnya secara kebetulan terjadi berurutan di Bulan Mei dan jadi menciptakan sebuah moment. Kegalauan. 

Pada mulanya, aku tak ambil pikir tentang apa yang terjadi. Toh aku tak banyak berharap. Hanya saja, tiap kali mengucap selamat atau turut haturkan doa, pasti dibalas pertanyaan, "kamu kapan?" Dan ketika kubalas, "doakan saja." Lalu ditimpali kembali, "habis ini kayaknya kamu deh." Dan pada akhirnya ditutup dengan Aamiin beramai-ramai. 

Karena malas terjebak dalam sesuatu yang menyiksa hati sendirian, maka saat malam Minggu di rumah Kak Bella di tengah istirahat lepas membuat hiasan lamaran, kusampaikan kegundahan itu.
Di ujung tumpah ruah kegalauan itu, Kak Bella menyahut sebagaimana yang ditulis di atas. Intinya jangan ketika ditanya mengapa menikah sekarang, jawabnya sebatas ikut tren teman. Terbawa arus. Terbawa suasana. Latah. 

Benar juga apa yang dikatakan Kak Bella. Tak benar bila sampai motivasi itu sebatas ikut-ikutan. Bisa jadi, niatnya tak akan kuat apalagi bila tak datang dari lubuk hati diri sendiri. Bisa jadi juga pondasi yang akan dibangun, terbentuk dari tambal sulam cerita lalu yang masih belum jua selesai dilapis sempurna. Jangan sampai retak kembali di tengah jalan. 

Malam itu aku sedikit menyadari bahwa bukan waktunya lagi terjebak dalam kubang kegalauan. Ini saatnya berbenah. Berbuat baik dan bahkan dapat memperbaiki diri sendiri. Be the best version of ourselves. 

Karena laki-laki yang baik dipasangkan dengan wanita yang baik pula. Begitu sebaliknya. 

Selamat malam.
- Anggi Siregar -

You Might Also Like

0 komentar

@anggsiregar

My Other Planet

www.delianisiregar.blogspot.com

Flickr Images